“Komunikasi adalah proses di
mana suatu ide dialihkan dari sumber
kepada satu penerima atau lebih dengan maksud mengubah perilaku,” demikian
dikatakan Everett M. Rogers (1987). Definisi ini menekankan bahwa dalam
komunikasi ada sebuah proses pengoperan (pemrosesan) ide, gagasan, lambang, dan
di dalam proses itu melibatkan orang lain. Dalam hidup, manusia tidak bisa dipisahkan dari aktivitas komunikasi. Dan
oleh karena itu dalam komunikasi dikenal pola-pola tertentu sebagai manifestasi perilaku
manusia dalam berkomunikasi.
Beberapa sarjana
Amerika membagi pola komunikasi menjadi
lima, yakni komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), komunikasi
kelompok kecil (small group communication), komunikasi organisasi
(organizational communication), komunikasi massa (mass communication), dan
komunikasi publik (public communications). Joseph A. Devito (1997) membagi pola komunikasi menjadi empat, yakni
komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok kecil, komunikasi publik, dan
komunikasi massa.
Guna membedakan pola
komunikasi yang berkembang di Indonesia dan lebih ditinjau dari aspek sosialnya
kita akan mencoba membahas beberapa pola komunikasi, antara lain komunikasi
dengan diri sendiri, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, dan
komunikasi massa. Beberapa pola komunikasi
tersebut, nyata telah mampu membentuk sebuah arus komunikasi tersendiri. Dan
dengan kelebihannya masing-masing jelas akan mempengaruhi sistem komunikasi
Indoonesia. Bagaimana sistem komunikasi Indonesia berjalan, bisa ditinjau dari
pola-pola tersebut.
• Komunikasi dengan Diri Sendiri (Intrapersonal Communication)
Komunikasi intrapersonal adalah
komunikasi dengan diri sendiri, baik disadari ataupun tidak. Contohnya adalah
berpikir. Menurut
Hafied Cangara (2000), terjadinyaa proses komunikasi intrapersonal ini karena
adanya seseorang yang menginterpretasi sebuah objek dan dipikirkannya. Objek
tersebut bisa berbentuk benda, informasi, alam, peristiwa, pengalaman atau
fakta yang dianggap berarti bagi manusia. Berbagai objek tersebut bisa terjadi
pada diri sendiri maupun diluar diri manusia. Kemudian objek itu diberi arti,
diinterpretasikan berdasarkan pengalaman yang berpengaruh pada sikap dan perilaku
dirinya. Oleh karena masing-masing orang berbeda dalam memberi interpretasi dan
kepekaan diri, maka masing-masing orang berbeda pula dalam proses penentuan
tindakan apa yang akan dilakukan.
Namun
demikian, meskipun beraneka ragam keputusan yang diambil, paling tidak ada
tanda-tanda umum sesuatu bisa dikatakan komunikasi dengan diri sendiri yaitu
1. Keputusan merupakan hasil berpikir dan hasil
usaha intelektual (berpikir cerdas)
2. Keputusan selalu melibatkan pilihan dari
berbagai alternative.
3. Keputusan selalu melibatkan tindakan nyata,
walaupun pelaksanaannya boleh ditangguhkan atau dilupakan (rakhmat, 1991)
Komunikasi intrapribadi inheren dalam komunikasi dua orang, tiga orang, dan
seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain kita biasanya
berkomunikasi dengan diri sendiri (mempersepsi dan memastikan makna pesan orang
lain), hanya saja caranya sering tidak disadari. Keberhasilan komunikasi kita
dengan orang lain bergantung pada Keefektifan komunikasi kita dengan diri
sendiri.
• Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)
Komunikasi antarpribadi
adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal
maupun nonverbal. Menurut sifatnya, komunikasi antarpribadi dibedakan menjadi
dua, yakni komunikasi diadik (dyadic communication) dan komunikasi
kelompok kecil (small group communication). Komunikasi diadik melibatkan hanya
dua orang, seperti suami-istri, dua
sahabat, guru-murid, dan sebagainya. Sedangkan komunikasi kelompok kecil ialah
proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap
muka, di mana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lain.
Sebagai sebuah komunikasi
tatap muka, tujuan komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut:
1. Mengenal diri sendiri dan
orang lain.
2. Mengetahui dunia luar .
3. Menciptakan dan memelihara
hubungan menjadi lebih bermakna.
4. Mengubah sikap dan
perilaku.
5. Bermain dan mencari
hiburan.
6. Membantu orang lain.
•
Komunikasi Kelompok (Group Communication)
Kelompok adalah sekumpulan
orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka
sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga,
tetangga, kelompok diskusi, dan sebagainya.
Sesuatu dikatakan
komunikasi kelompok karena; pertama, pesan-pesan yang disampaikan oleh
seorang pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih besar pada tatap
muka. Kedua, komunikasi berlangsung kontinyu dan bisa dibedakan mana
sumber dan mana penerima. Hal ini menyebabkan komunikasi sangat terbatas
sehingga umpan baliknya juga tidak leluasa karena waktu terbatas dan khalayak
relatif besar. Ketiga, pesan yang disampaikan terencana (dipersiapkan)
dan bukan spontanitas untuk segmen khalayak tertentu. Dalam komunikasi kelompok kita mengenal
seminar, diskusi panel, pidato, rapat akbar, pentas seni dan ceramah kepada
khalayak besar.
• Komunikasi
Massa (Massa Communication)
Komunikasi massa adalah
komunikasi dengan menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik, yang dikelola oleh
suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah
besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen.
Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas
(khususnya media elektronik).
Untuk lebih jelasnya
berikut paparan Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) bahwa sesuatu
dikatakan komunikasi massa jika mencakup:
1.
Komunikator dalam komunikasi
massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan
secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan ini disebarkan
melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau
gabungan di antara media tersebut.
2.
Komunikator dalam komunikasi
massa menyebarkan kepada ratusan/ribuan/jutaan orang yang tidak saling kenal.
Anonomitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan jenis
komunikasi ini dengan yang lain. Ini berarti antara pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu
sama lain.
3.
Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan dalam
komunikasi massa bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang dan bukan untuk
sekelompok orang tertentu. Karena itu, pesan bisa dikatakan sebagai milik
publik.
4.
Sebagai sumber, komunikator
massa biasanya merupakan organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau
perkumpulan. Dengan kata lain komunikatornya tidak berasal dari seseorang
tetapi lembaga.
5.
Komunikasi massa dikontrol oleh gate keeper (pentapis/penyaring
informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan dikontrol oleh sejumlah
individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Seorang
reporter, editor, penjaga rubrik dan lembaga sensor lain dalam media itu
berfungsi sebagai gate keeper.
6.
Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda.
Kalau dalam jenis komunikasi lain umpan balik bisa langsung.