Selamat Datang di Beta pung Blog : Kekuatan Komunikasi

Selamat Datang di Beta pung Blog : KEKUATAN KOMUNIKASI

Senin, 25 September 2017

INTERAKSI SOSIAL



Interaksi sosial adalah Hubungan timbal balik dalam masyarakat yang tercipta karena adanya komunikasi antara satu pihak dengan pihak lainnya melalui sebuah tindakan tertentu. Tindakan yang dimaksud disini adalah semua tindakan yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, seorang manusia merupakan makhluk yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia pasti membutuhkan bantuan dari individu atau kelompok lain, oleh karena itu kita sebagai manusia sebenarnya melakukan interaksi sosial dengan tujuan utama untuk bertahan hidup. Di dalam kehidupan sehari-hari tentunya manusia tidak dapat lepas dari hubungan antara satu dengan yang lainnya, ia akan selalu perlu untuk mencari individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun bertukar pikiran. Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar sosiologi, interaksi sosial merupakan kunci rotasi semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain, tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan–kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi.

A. SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL

Suatu proses sosial harus memenuhi dua syarat berikut untuk dapat dikatakan sebagai Interaksi Sosial :

1. Kontak Sosial

Kata kontak berasal dari bahasa latin “con” yang artinya bersama dan “tango” yang artinya menyentuh. Secara harfiah kontak sosial dapat diartikan “sama-sama menyentuh. Arti kata kontak dalam ilmu sosial tidaklah harus dengan sentuhan atau koneksi fisik. Kontak sosial merupakan sebuah tindakan yang menimbulkan kesadaran untuk saling berhubungan dari satu pihak dengan pihak lainnya. Kontak sosial dapat berupa sebuah percakapan, berjabat tangan, percakapan, atau bahkan dengan sebuah isyarat. Oleh karena itu hubungan fisik tidak menjadi syarat pokok terjadinya kontak sosial.

Kontak sosial dapat terbagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut :  

·      Berdasarkan bentuk hubungannya, Kontak sosial dapat menimbulkan interaksi sosial yang bersifat negatif dan positif. Kontak sosial positif biasanya akan berakhir pada interaksi sosial yang juga positif seperti kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif juga akan berakhir pada interaksi sosial yang negatif seperti pertengkaran.

·      Berdasarkan tingkat hubungannya, kontak sosial terbagi menjadi dua, kontak sosial primer dan kontak sosial sekunder. Kontak sosial primer merupakan kontak sosial yang terjadi dengan kedua belah pihak bertatap muka secara langsung, contohnya penjual dan pembeli atau guru dengan muridnya. Sedangkan kontak sosial sekunder adalah kontak sosial yang terjadi secara tidak langsung (melalui perantara), misalnya ketika kita berbicara melalui telepon. Penting diingat bahwa perantara disini bukan hanya benda, bisa juga manusia yang jadi perantara, contohnya seorang ayah menyuruh anaknya untuk menyampaikan sesuatu kepada sang ibu, anaknya disini menjadi perantara dalam kontak sosial yang terjadi.

·      Berdasarkan bentuk hubungannya kontak sosial dapat terjadi antara individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok.

2. Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lainnya. Pada umumnya komunikasi yang sering kita lihat dilakukan secara verbal (berbicara) dengan menggunakan cara yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak, contohnya dengan menggunakan bahasa dari suatu negara tertentu. Tetapi komunikasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa isyarat, menunjukkan sikap tertentu, ekspresi wajah, dll. Intinya jika informasi yang ingin disampaikan oleh satu pihak dapat diterima dengan baik oleh pihak lainnya, maka komunikasi sudah terjadi antara kedua belah pihak tersebut.

Ada lima komponen pokok selama terjadinya komunikasi :

  1. Pengirim (sender), pihak yang mengirimkan informasi.
  2. Pesan (message), isi atau informasi yang akan disampaikan.
  3. Saluran (channel), media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Contohnya ketika terjadi komunikasi verbal maka dibutuhkan media suara.
  4. Penerima (receiver), pihak yang menerima pesan.
  5. Umpan Balik (Feedback), tanggapan dari penerima terhadap pesan yang dikirim oleh si pengirim.

Ada tiga tahap penting dalam proses komunikasi. Ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut:

1.     Encoding


Pada tahap ini, gagasan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini, komunikator harus memilih kata, istilah, kalimat, dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan.

2.     Penyampaian


Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang sudah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan, dan gabungan dari keduanya.

3.     Decoding


Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta gambar yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki.
B. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
1. Interaksi Sosial Asosiatif

Interaksi Sosial Asosiatif adalah interaksi sosial yang mengarah kepada hal-hal positif. Terdapat beberapa jenis interaksi sosial yang termasuk kedalam kelompok interaksi sosial asosiatif yaitu :

a. Kerja Sama (Cooperation)

Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara pihak yang melakukan interaksi sosial untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama biasanya terjadi karena suatu pihak menyadari dirinya memiliki kepentingan yang sama dengan pihak lain, untuk membuat tercapainya tujuan itu menjadi lebih mudah, efektif dan efisien maka terciptalah sebuah hubungan kerja sama.

Berdasarkan bentuknya kerjasama dibagi menjadi beberapa macam

  • Kerja sama Spontan, berlangsung secara spontan/serta merta
  • Kerja Sama Langsung, kerjasama yang dilakukan karena perintah atasan atau penguasa
  • Kerja Sama Kontrak, kerja sama yang dilakukan atas dasar kontrak (perjanjian) tertentu yang telah disepakati dalam waktu tertentu
  • Kerja Sama Internasional, kerja sama yang dilakukan atas dasar sistem tradisi

Berdasarkan pelaksanaannya, Kerja sama dapat dibagi menjadi :

  • Gotong Royong, bentuk kerjasama yang dilakukan secara sukarela untuk kepentingan bersama.
  • Bergaining, pertukaran barang atau jasa berdasarkan perjanjian tertentu.
  • Kooptasi, penerimaan unsur-unsur baru dalam sistem kepemimpinan untuk menghindari adanya konflik.
  • Koalisi, kombinasi dari dua organisasi atau lebih yang memiliki tujuan yang sama.
  • Joint-Venture, bentuk kerjasama dalam suatu pekerjaan khusus yang hasilnya akan dibagi menurut porsi tertentu yang disepakati bersama.

b. Akomodasi (Accomodation)

Akomodasi adalah proses sosial untuk meredakan pertentangan antar dua pihak atau lebih. Tujuan dari akomodasi adalah untuk mengurangi perbedaan pandangan, pertentangan politik, permusuhan antarsuku, mencegah konfilk dan mengupayakan pembauran antara dua pihak berbeda.

Beberapa bentuk akomodasi adalah sebagi berikut :

  • Koersi, merupakan akomodasi yang terjadi karena paksaan kehendak dari suatu pihak (yang lebih kuat) terhadap pihak lain yang lebih lemah.
  • Kompromi, merupakan akomodasi terbentuk karena pihak yang terlibat bersedia merasakan dan memahami kegiatan pihak lain serta mengupayakan suatu cara untuk meredakan perselisihan dengan persetujuan pihak yang terlibat.
  • Arbitrase, merupakan akomodasi yang terjadi karena pihak yang terlibat pertentangan tidak bisa menyelesaikan masalah mereka sehingga diundang pihak ketiga yang kedudukannya lebih tinggi untuk membantu penyelesaian masalah. Pihak ketiga ini biasanya tidak berhubungan dengan konflik, bersifat netral, dan berasal, dan badan yang berwenang. 
  • Mediasi, hampir sama seperti arbitrase, yaitu mengundang pihak ketiga untuk menyelesaikan permasalahan. Perbedaannya, keputusan pihak ketiga ini sifatnya tidak mengikat pihak yang bertentangan.
  • Ajudikasi, proses akomodasi penyelesaian perkara melalui pengadilan.
  • Kosilasi, merupakan usaha mempertemukan keingian kedua belah pihak dan mencapai persetujuan bersama melalui perundingan.
  • Stalemate, merupakan akomodasi dengan menurunkan kekuatan dua belah pihak yang berselisih serendah mungkin sehingga mencapai suatutitik seimbang. Dua belah pihak ini tidak boleh muju atau mundur dari keadaan seimbang tersebut dan menunggu hingga konflik reda dengan sendirinya.
  • Segregasi, merupakan akomodasi karena pihak yang bertentangan saling memisahkan diri atau saling menghindar satu sama lain.
  • Gencatan Senjata, penangguhan permusuhan atau peperangan dalam waktu tertentu.

c. Asimilasi

Asimilasi adalah proses peleburan atau pencampuran dua kebudayaan ; kebudayaan asli dan kebudayaan asing membentuk satu kebudayaan baru sehingga masing masing pihak yang terlibat merasakan adanya kebudayaan tunggal baru milik bersama. Beberapa faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi antara lain adalah sebagai berikut :

  • Toleransi
  • Kesempatan dalam bidang ekonomi yang seimbang
  • Sikap saling menghargai
  • Sikat terbuka dari golongan yang berkuasa dalam lingkungan masyarakatnya
  • Persamaan unsur unsur kebudayaan dasar
  • Perkawinan campuran
  • Adanya tujuan dan musuh yang sama

d. Akulturasi

Akulturasi adalah proses perpaduan dua kebudayaan dimana diterimanya unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan yang sudah ada sebelumnya. Biasanya unsur kebudayaan asing yang derima adalah dalam bentuk benda yang dirasa mudah digunakan dan bermanfaat bagi kehidupan.



2. Interaksi Sosial Disosiatif

Interaksi Sosial Disosiatif adalah interaksi sosial yang mengarah kepada hal-hal negatif. Terdapat beberapa jenis interaksi sosial yang termasuk kedalam kelompok interaksi sosial Disosiatif yaitu :

a. Persaingan (Competition)

Persaingan adalah proses sosial saling bersaing antara suatu pihak dengan pihak lainnya secara bersih tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu persaingan akan timbul karena adanya dua syarat :

  • Sesuatu yang ingin dicapai dibutuhkan dan diinginkan oleh pihak pihak yang bersaing
  • Pencapaian tersebut tersedia dalam jumlah terbatas sehingga tidak cukup untuk memenuhi keinginan semua pihak yang bersaing

b. Kontraversi

Kontraversi merupakan suatu bentuk interaksi sosial yang berada diantara persaingan dan konflik. Ada beberapa bentuk Kontraversi, yaitu :

  • Kontraversi yang bersifat umum, contohnya penologan, keengganan, pengacauan rencana suatu pihak, kekerasan.
  • Kontraversi Sederhana, contohnya memaki, mencerca, menyangkal dan memfitnah suatu pihak.
  • Kontraversi Intensif, contohnya penghasutan, penyebaran desas-desus, mengecewakan pihak lain.
  • Kontraversi Rahasia, contohnya mengumkan rahasia pihak lain atau berkhianat.
  • Kontraversi Taktis, contohnya intimidasi, provokasi, membingungkan pihak lawan.

c. Konflik (Pertentangan)

Konflik merupakan interaksi sosial negatif dimana suatu pihak berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang atau menghilangkan pihal lawan dengan ancaman atau kekerasan. Penyebab terjadinya konflik biasanya adalah sebagai berikut :

  • Perbedaan pendirian dan perasaan suatu pihak
  • Prasangka buruk kepada pihak lawan
  • Pihak yang memulai konflik tidak dapat mengendalikan emosi
  • Ketakutan berlebihan akan kekalahan
  • Perbedaan kepentingan antara pihak yang bersaing.
  • Persaingan yang tidak terkontrol

C. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERAKSI SOSIAL

Berlangsungnya suatu Interaksi sosial dapat didasarkan pada beberapa faktor berikut :

1. Sugesti

Sugesti adalah pemberian pengaruh atau merangsang tumbuhnya pandangan seseorang pada orang lainnya melalui cara tertentu sehingga orang tersebut memiliki pandangan yang sama dengan pihak yang men-sugestinya tadi. Seseorang mensugestikan bahwa calon pemimpin A lebih baik daripada pemimpin B dengan cara menjabarkan kelebihan pemimpin A dan menggambarkan kekurangan pemimpin B.

2. Imitasi

Sederhananya imitasi adalah tindakan sosial meniru sikap, tindakan, tingkah laku atau penampilan fisik suatu pihak tertentu. Imitasi biasanya terjadi secara tidak sadar dan karena pengaruh kehidupan orang yang ditiru dan orang yang menirunya. Contoh imitasi adalah seorang anak yang meniru orang tuanya. Imitasi berhubungan erat dengan lingkungan seseorang.

3. Identifikasi

Identifikasi dalam ilmu sosial adalah kencenderungan atau keingin dalam diri seseorang untuk menyamakan dirinya dengan pihak lain. Proses identifikasi ini dapat berlangsung tanpa disadari ataupun dilakukan dengan sengaja, biasanya kita ingin menjadi seperti orang lain yang mempunyai kedudukan lebih tinggi atau dihormati. 

4. Empati

Empati adalah ketertarikan terhadap seseorang secara emosional terhadap orang lain. Ikatan emosi orang yang ber-empati dengan orang yang dikagumi biasanya sangat kuat secara emosional. Sehingga biasanya kehidupan orang yang dikagumi akan mempengaruhi kehidupan orang yang mengaguminya. Contohnya adalah jika seorang teman kita orang tuanya meninggal, maka kita juga akan merasa sedih karena kita ber-empati kepadanya.

5. Simpati

Simpati adalah proses kejiwaan dimana seseorang indvidu merasa tertarik atau terhubung dengan orang lainnya. Simpati dapat timbul karena pengaruh dari sikap, penampilan, wibawa, perbuatan atau hal hal lainnya dari seseorang. Simpati berbeda dengan empati, kehidupan orang yang dikagumi biasanya tidak mempengaruhi kehidupan orang yang mengagumi secara mendalam.

6. Motivasi

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuan dalam kehidupannya. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi apabila ia secara terus menerus, dengan pasti dan tekun berusaha mencapai sebuah tujuan dalam kehidupannya.

7. Lainnya

Ada banyak proses sosial lain yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu interaksi sosial. Adanya tingkat kesadaran di dalam masyarakat untuk mempertahankan suatu kesatuan akan menciptakan sebuah sistem komunikasi. Sistem ini akan membuat interaksi sosial terus terjadi dan banyak faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yang terjadi tersebut.

D. CIRI INTERAKSI SOSIAL

  • Pelakunya lebih dari satu orang, artinya dalam sebuah interaksi sosial, setidaknya ada dua orang yang sedang bertemu dan mengadakan hubungan. 
  •  Ada komunikasi dan kontak sosial antar pelaku dengan menggunakan simbol-simbol artinya dalam sebuah interaksi sosial di dalamnya terdapat proses tukar menukar informasi atau biasa disebut dengan proses komunikasi dengan menggunakan isyarat atau tanda yang dimaknai dengan simbol-simbol yang hendak diungkapkan dalam komunikasi itu. 
  •   Masing masing pihak mempunyai maksud dan tujuan yang jelas, tujuan dari kedua belah pihak bisa sama ataupun berbeda. artinya dalam sebuah interaksi sosial, orang-orang yang terlibat di dalamnya memiliki tujuan yang diinginkan oleh mereka. Apakah untuk menggali informasi, atau sekedar beramah-tamah atau yang lainnya. 
  • Terikat dengan dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung (masa lalu, sekarang, dan masa depan), artinya dalam proses interaksi dibatasi oleh dimensi waktu sehingga dapat menentukan sifat aksi yang sedang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat dalam interaksi.

RUANG LINGKUP SOSIOLOGI


Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan  cara bervariasi. Misalnya seorang sosiologi mengkaji dan mengamati kenakalan remaja di  Indonesia saat ini, mereka akan mengkaji mengapa remaja tersebut nakal, mulai kapan remaja  tersebut berprilaku nakal, sampai memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut. Hampir  semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun di kotabaik individu ataupun kelompok merupakan ruang kajian yang cocok bagi sosiologi, asalkan menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya. Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkungan masyarakat.    
Sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu pengetahuan sebagai dasar penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadian sejarah sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya hidup kelompok-kelompok atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari kelompok manusia. Sebagai contoh riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip suatu negara sampai perjalanan negara  dimasa yang akan datang. Sosiologi mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan dapat memengaruhi pengalaman yang dirasakan manusia serta proses dalam kelompoknya. Selama kelompok itu ada maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua faktor tersebut dapat memengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh terhadap analisis sosiologi.
Sosiologi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berati ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul “Cours De Philosophie Positive” karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi dikenal sebagai ilmu  pengetahuan tentang masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangun. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari  hasil-hasil  pemikiran  ilmiah  dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain dan umum. Kelompok tersebut mencakup  keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, dan sosial.
Sosiologi adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari individu kelompok dan lembaga sosial yang membentuk masyarakat secara umum. Ini tentu saja batasan sosiologi yang  sangat sederhana, tetapi paling mudah dimengerti secara awam. Sekedar pengenalan awam berikut akan dijelaskan secara selintas ruang lingkup kajian sosiologi tersebut.Sesungguhnya, ruang lingkup kajian sosiologi sebagai ilmu sangatlah luas, mencakup hampir semua bidang kehidupan masyarakat, baik bidang ekonomi politik agama, pendidikan, kebudayaan, tentu saja dilihat dari perspektif (asumsi teoritis dan metodologis) sosiologi. Setidaknya ada sejumlah elemen penting yang menjadi perhatian ahli sosiologi dalam  mempelajari masyarakat. Elemen-elemen tersebut tercakup kepada lima area sosial, yakni: karakteristik penduduk, prilaku sosial, interaksi sosial, lembaga sosial, elemen budaya dan perubahan sosial.
Karakteristik penduduk akan menentukan pola-pola hubungan sosial dan struktur sosial yang tercipta dalam kehidupan sosial dimana penduduk bertempat tinggal. Prilaku sosial  dipelajari  secara komprehensif  dalam  sosiologi. Dalam teori psikologi sosial banyak dibahas  tentang prilaku kelompok, sikap kompromitas, kepemimpinan, moral  kelompo  dan bermacam-macam bentuk prilaku lainnya. Juga dipelajari interaksi sosial, konflik  sosial gerakan sosial dan perang. Disini juga dipelajari  tentang konsep status dan peran, peran (role) adalah harapan sosial terhadap status (position) yang disandang seseorang di tengah masyarakat (lingkungan). Lembaga sosial adalah kumpulan hubungan-hubungan sosial di masyarakat yang membentuk fungsi sosial khusus. Lembaga sosial tersebut misalnya organisasi bisnis, pemerintah, rumah sakit, masjid atau  pesantren atau sekolah.Masing-masing lembaga memiliki keterkaitan langsung dengan masyarakat yang eksisis, demikian  juga antara lembaga-lembaga sosial terhadap hubungan timbal balik, yang  saling  pengaruh  mempengaruhi  satu  sama  lain. Lembaga sosial yang dianggap paling penting adalah: keluarga, ekonomi, politik, pendidikan, dan agama. Elemen budaya membantu menyatukan dan mengatur kehidupan sosial. Ini memberikan orang-orang landasan umum dalam komunikasi dan saling pengertian. Elemen budaya mencakup: seni, tradisi,  bahasa, pengetahuan dan niali-nilai agama. Ahli sosiologi melakukan  studi terhadap pengaruh masing-masing  elemen tersebut terhadap kondisi karakter dan prilaku  sosial. Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam kondisi atau pola prilaku dalam  masyarakat. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial, seperti mode invensi, revolusi, perang, atau sejumlah masalah penduduk lainnya. Tetapi teknologi memainkan peran yang sangat penting dalam perubahan sosial masyarakat, terutam  sejak  revolusi industri di Eropa. Secara umum perubahan sosial dapat dibagi dua (dilihat dari sumber terjadinya perubahan), yakni perubahan internal  (dalam) dan  perubahan eksternal (luar).
Apabila sosiologi ditelaah dari sudut sifat hakikatnya, maka akan dijumpai beberapa petunjuk yang akan membantu untuk menetapkan ilmu pengetahuan macam apakah sosilogi itu. Sifat-sifat hakikat sosiologi, diantaranya sosiologi:
1.      Merupakan ilmu sosial, terdapat perbedaan isi yang gunanya untuk membedakan ilmu-ilmu pengetahuan yang bersangkut-paut dengan gejala-gejala alam dengan ilmu-ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala kemasyarakatan.
2.      Disiplin yang kategoris, artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini dan bukan mengenai apa yang terjadi atau seharusnya terjadi
3.      Merupakan ilmu pengetahuan murni bukan terapan. Ilmu pengetahuan murni adalah ilmu  pengetahuan yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak hanya untuk mempertinggi mutunya, tanpa menggunakannya dalam masyarakat. sedangkan, ilmu pengetahuan terapan adalah ilmu pengetahuan yang mempergunakan dan menerapkan ilmu pengetahuan tersebut dalam masyarakat dengan maksud membantu kehidupan masyarakat. Tujuan sosiologi adalah untuk mendapatkan  pengetahuan yang sedalam-dalamnya tentang masyarakat, bukan untuk mempergunakan  pengetahuan tersebut terhadap masyarakat.
4.      Ilmu pengetahuan yang abstrak, artinya bahwa diperhatikannya adalah bentuk dan pola- pola peristiwa dalam masyarakat, bukan wujudnya yang kongkret.
5.      Meneliti prinsip-prinsip umum dari interaksi antarmanusia yang bertujuan untuk menghasilkan pengertiannnn-pengertian dan pola-pola umum.
6.      Ilmu pengetahuan empiris dan rasional, cirri ini menyangkut soal metode yang dipergunakan
7.      Ilmu pengetahuan umum dan bukan ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya, sosiologi mempelajari gejala yang umum ada pada setiap interaksi antar manusia.
Gambaran Ringkas Tentang Sejarah Teori-Teori Sosiologi
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan. Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang-bidang pengetahuan yang berbeda pula tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta. Suatu variabel merupakan karakteristik dari orang-orang, benda-benda, atau keadaan yang mempunyai nilai-nilai yang berbeda, seperti usia, jenis kelamin, dan sebagainya.
Kegunaan teori sosiologi :
a.       Suatu teoti atau beberapa teori merupakan ikhtisar hal-hal yang telah diketahui serta diuji kebenrannya yang menyangkut objek yang dipelajari sosiologi.
b.      Teori memberikan petunjuk-petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada seseorang yang memperdalam pengetahuannya di bidang soiologi
c.       Teori berguna untuk lebih mempertajam atau mengkhususkan fakta yang dipelajari oleh sosiologi
d.      Suatu teori akan sangat berguna dalam mengembangkan sistem klasisfikasi fakta, membina struktur konsep-konsep serta memperkembangakan definisi-definisi yang  penting untuk penelitian
e.       Pengetahuan teoritis memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan  proyeksi sosial, yaitu usaha untuk mengetahui ke arah mana masyarakat akan  berkembang atas dasar fakta yang diketahui padamasa yang lampau dan pada dewasa ini.
Fokus terhadap masyarakat sebelum Comte  
Sosiologi mengalami perkembangan sejak masa Comte, namun perhatian serta pikiran-pikiran terhadap masyarakat manusia telah dimulai jauh sebelum masa Comte. Plato, seorang filsuf barat yang utnuk pertama kalinya menelaah masyarakat secara sistematis  pada tahun 429-345 SM. Plato sebenaranya bermaksud merumuskan suatu teori tentang  bentuk negara yang dicita-citakan, yang organsasinya didasarkan pada pengamatan kritis terhadap sistem-sistem sosial yang ada pada zamannya. Aristoteles (384-322 SM) mengikuti sitem analistis Plato. Aristoteles mengadakan suatu analisis mendalam terhadap lembaga-lembaga politik dalam masyarakat. Pengertian politik mencakup berbagai masalah ekonomi dan sosial. Ibn khaldun (1332-1406) mengemukakan beberapa prinsip pokok untuk menafsirkan kejadian-kejadian sosial dan peristiwa-peristiwa dalam sejarah. Pada zaman Renaissance (1200-1600) tercatat nama Thomas More dengan Utopia-nya dan Campanella yang masih sangat terpengaruh oleh gagasan-gagasan terhadap adanya masyarakat yang ideal. N Machiavelli menganalisis bagaimana mempertahankan kekuasaan, politik dipisahkan dari moral sehingga terjadi suatu pendekatan yang mekanis terhadap masyarakat. Hobbes (1588-1679) menulis mengnai keadaan alamiah yang didasari pada keinginan-keinginan mekanis sehingga selalu saling berkelahi (kontrak sosial). J.J. Locke (1632-1704) dan J.J Rousseau (1712-1778) menulis mengenai kontrak sosial. Dan terakhir Saint simon (1760-1825)menulis tentang manusia yang hendaknya dipelajari dalam kehidupan  berkelompok.
Bapak Sosiologi Auguste Comte (1798- 1853)
            Auguste Comte yang pertama-tama memakai istilah “sosiologi” adalah orang pertama
yang membedakan antara ruang lingkup dan isi sosiologi dari ruang lingkup dan isi ilmu-ilmu  pengetahuan lainnya. Comte menyusun suatu sistematika dari filsafat sejarah dalam kerangka tahap-tahap pemikiran yang berbeda-beda. Menurut Comte, ada tiga tahap perkembangan intelektual yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumnya. Tahap  pertama dinamakan tahap teologis atau fiktif, yaitu suatu tahap dimana manusia menafsirkan gejala-gejala di sekelilingnya secara teologis, yaitu dengan kekuatan-kekuatan yang dikendalikan roh dewa-dewa atau Tuhan Yang Maha Kuasa. Tahap kedua yang nmerupakan perkembangan dari tahap pertama adalah tahap metafisik. Pada tahap ini manusia menganggap bahwa di dalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirmya akan dapat diungkapkan. Pada tahap ini manusia masih terikat oleh cita-cita tanpa verifikasi karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait  pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam. Hal yang terakhir inilah yang merupakan tugas ilmu pengetahuan positif yang merupakan tahap ketiga atau tahap terakhir dari perkembangan manusia. Comte yakin bahwa masyarakat akan berkembang menuju suatu kesempurnaan. Walaupun demikian, Comte sebenarnya lebih mementingkan perubahan-perubahan atau perkembangan dalam cita-cita daripada bentuk. Akan tetapi, Comte tidak menyadari betapa perubahan cita-cita akan mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan bentuk pula.
1.    1842, Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia. Comte membedakan antara sosiologi statis, di mana perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat dan sosiologi dinamis di mana perhatian dipusatkan tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin(semuanya berasal dari Eropa). Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.
2.    Émile Durkheim-ilmuwan sosial Perancis-berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis. Emile memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
3.    1876: Di Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sociology dan memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.
4.    Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.
5.    Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia.
6.    Di Amerika Lester F. Ward mempublikasikan Dynamic Sociology.
Pokok bahasan sosiologi
Pokok bahasan sosiologi ada empat:
1.      Fakta sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.
Contoh, di sekolah seorang murid diwajibkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).
2.      Tindakan sosial sebagai tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.
3.      Khayalan sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah permasalahan (troubles) dan isu (issues). Permasalahan pribadi individu merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi. Isu merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu. Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah masalah. Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan isu, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.
4.      Realitas sosial adalah pengungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.
Ciri-Ciri dan Hakikat Sosiologi
Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut.
  • Empiris, yaitu didasarkan pada observasi (pengamatan) dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulasi (menduga-duga).
  • Teoretis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
  • Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
  • Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.
Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut :
  1. Sosiologi adalah ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam atau ilmu pasti (eksakta) karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.
  2. Sosiologi termasuk disiplin ilmu kategori, bukan merupakan disiplin ilmu normatif karena sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi, bukan apa yang seharusnya terjadi.
  3. Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan dalam perkembangannya sosiologi menjadi ilmu pengetahuan terapan (applied science).
  4. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
  5. Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
  6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan.
  7. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.
Objek Sosiologi
Objek sosiologi adalah masyarakat. masyarakat adalah:
  1. Manusia yang hidup bersama (minimal 2 orang) 
  2.  Bercampur dalam waktu yang sama 
  3.  Sadar merupakan suatu kesatuan 
  4.  Merupakan suatu sistem hidup bersama
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa objek.
Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.
Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
Objek budaya salah satu faktor yang dapat memengaruhi hubungan satu dengan yang lain.