Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi
mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan cara bervariasi. Misalnya
seorang sosiologi mengkaji dan mengamati kenakalan remaja di Indonesia
saat ini, mereka akan mengkaji mengapa remaja tersebut nakal, mulai kapan
remaja tersebut berprilaku nakal, sampai memberikan alternatif pemecahan
masalah tersebut. Hampir semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun
di kotabaik individu ataupun kelompok merupakan ruang kajian yang cocok bagi
sosiologi, asalkan menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi
lebih luas dari ilmu sosial lainnya. Hal ini dikarenakan ruang lingkup
sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di
lingkungan masyarakat.
Sosiologi menggabungkan data dari
berbagai ilmu pengetahuan sebagai dasar penelitiannya. Dengan demikian
sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadian sejarah sepanjang kejadian itu
memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya hidup
kelompok-kelompok atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari
kelompok manusia. Sebagai contoh riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan
mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor,
prinsip-prinsip suatu negara sampai perjalanan negara dimasa yang akan
datang. Sosiologi mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan manusia,
sepanjang kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan dapat memengaruhi
pengalaman yang dirasakan manusia serta proses dalam kelompoknya. Selama
kelompok itu ada maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara,
standar, mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua
faktor tersebut dapat memengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh
terhadap analisis sosiologi.
Sosiologi sendiri berasal dari
bahasa latin yaitu Socius yang
berarti kawan, teman sedangkan Logos
berati ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama
kalinya dalam buku yang berjudul “Cours De Philosophie Positive” karangan
August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi dikenal
sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok
individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya.
Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku
sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangun. Sebagai sebuah
ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari
hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat dikontrol secara
kritis oleh orang lain dan umum. Kelompok tersebut mencakup keluarga,
suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, dan sosial.
Sosiologi adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari
individu kelompok dan lembaga sosial yang membentuk masyarakat secara umum. Ini
tentu saja batasan sosiologi yang sangat sederhana, tetapi paling mudah
dimengerti secara awam. Sekedar pengenalan awam berikut akan dijelaskan secara
selintas ruang lingkup kajian sosiologi tersebut.Sesungguhnya, ruang lingkup
kajian sosiologi sebagai ilmu sangatlah luas, mencakup hampir semua bidang
kehidupan masyarakat, baik bidang ekonomi politik agama, pendidikan,
kebudayaan, tentu saja dilihat dari perspektif (asumsi teoritis dan
metodologis) sosiologi. Setidaknya ada sejumlah elemen penting yang menjadi
perhatian ahli sosiologi dalam mempelajari masyarakat. Elemen-elemen
tersebut tercakup kepada lima area sosial, yakni: karakteristik penduduk,
prilaku sosial, interaksi sosial, lembaga sosial, elemen budaya dan perubahan
sosial.
Karakteristik penduduk akan
menentukan pola-pola hubungan sosial dan struktur sosial yang tercipta dalam
kehidupan sosial dimana penduduk bertempat tinggal. Prilaku sosial
dipelajari secara komprehensif dalam sosiologi. Dalam teori
psikologi sosial banyak dibahas tentang prilaku kelompok, sikap
kompromitas, kepemimpinan, moral kelompo dan bermacam-macam bentuk
prilaku lainnya. Juga dipelajari interaksi sosial, konflik sosial gerakan
sosial dan perang. Disini juga dipelajari tentang konsep status dan
peran, peran (role) adalah harapan sosial terhadap status (position) yang
disandang seseorang di tengah masyarakat (lingkungan). Lembaga sosial adalah
kumpulan hubungan-hubungan sosial di masyarakat yang membentuk fungsi sosial
khusus. Lembaga sosial tersebut misalnya organisasi bisnis, pemerintah, rumah
sakit, masjid atau pesantren atau sekolah.Masing-masing lembaga memiliki
keterkaitan langsung dengan masyarakat yang eksisis, demikian juga antara
lembaga-lembaga sosial terhadap hubungan timbal balik, yang saling
pengaruh mempengaruhi satu sama lain. Lembaga sosial
yang dianggap paling penting adalah: keluarga, ekonomi, politik, pendidikan,
dan agama. Elemen budaya membantu menyatukan dan mengatur kehidupan sosial. Ini
memberikan orang-orang landasan umum dalam komunikasi dan saling pengertian.
Elemen budaya mencakup: seni, tradisi, bahasa, pengetahuan dan
niali-nilai agama. Ahli sosiologi melakukan studi terhadap pengaruh
masing-masing elemen tersebut terhadap kondisi karakter dan prilaku
sosial. Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam kondisi atau pola
prilaku dalam masyarakat. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya
perubahan sosial, seperti mode invensi, revolusi, perang, atau sejumlah masalah
penduduk lainnya. Tetapi teknologi memainkan peran yang sangat penting dalam
perubahan sosial masyarakat, terutam sejak revolusi industri di
Eropa. Secara umum perubahan sosial dapat dibagi dua (dilihat dari sumber
terjadinya perubahan), yakni perubahan internal (dalam) dan
perubahan eksternal (luar).
Apabila sosiologi ditelaah dari sudut sifat
hakikatnya, maka akan dijumpai beberapa petunjuk yang akan membantu untuk menetapkan ilmu pengetahuan macam apakah sosilogi
itu. Sifat-sifat hakikat sosiologi, diantaranya
sosiologi:
1.
Merupakan ilmu sosial, terdapat perbedaan isi yang
gunanya untuk membedakan ilmu-ilmu pengetahuan yang bersangkut-paut dengan
gejala-gejala alam dengan ilmu-ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala kemasyarakatan.
2. Disiplin
yang kategoris, artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa
ini dan bukan mengenai apa yang terjadi atau seharusnya terjadi
3. Merupakan
ilmu pengetahuan murni bukan terapan. Ilmu pengetahuan murni adalah ilmu
pengetahuan yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu
pengetahuan secara abstrak hanya untuk mempertinggi mutunya, tanpa
menggunakannya dalam masyarakat. sedangkan, ilmu pengetahuan terapan adalah
ilmu pengetahuan yang mempergunakan dan menerapkan ilmu pengetahuan tersebut
dalam masyarakat dengan maksud membantu kehidupan masyarakat. Tujuan sosiologi
adalah untuk mendapatkan pengetahuan yang sedalam-dalamnya tentang
masyarakat, bukan untuk mempergunakan pengetahuan tersebut terhadap masyarakat.
4. Ilmu
pengetahuan yang abstrak, artinya bahwa diperhatikannya adalah bentuk dan
pola- pola peristiwa dalam masyarakat, bukan wujudnya yang kongkret.
5. Meneliti
prinsip-prinsip umum dari interaksi antarmanusia yang bertujuan untuk
menghasilkan pengertiannnn-pengertian dan pola-pola umum.
6. Ilmu
pengetahuan empiris dan rasional, cirri ini menyangkut soal metode yang
dipergunakan
7.
Ilmu pengetahuan umum dan bukan ilmu pengetahuan yang
khusus. Artinya, sosiologi mempelajari gejala yang umum ada pada setiap
interaksi antar manusia.
Gambaran Ringkas
Tentang Sejarah Teori-Teori Sosiologi
Teori adalah serangkaian bagian atau
variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah
pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar
variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan
fenomena alamiah. Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide
pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan”
bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling
berhubungan. Kata teori memiliki arti yang
berbeda-beda pada bidang-bidang pengetahuan yang berbeda pula tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara umum, teori merupakan
analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan
fakta-fakta. Suatu variabel merupakan karakteristik dari orang-orang,
benda-benda, atau keadaan yang mempunyai nilai-nilai yang berbeda, seperti
usia, jenis kelamin, dan sebagainya.
Kegunaan
teori sosiologi :
a.
Suatu teoti atau beberapa teori merupakan ikhtisar
hal-hal yang telah diketahui serta diuji kebenrannya yang menyangkut objek yang
dipelajari sosiologi.
b. Teori
memberikan petunjuk-petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada seseorang yang
memperdalam pengetahuannya di bidang soiologi
c. Teori
berguna untuk lebih mempertajam atau mengkhususkan fakta yang dipelajari oleh
sosiologi
d. Suatu teori
akan sangat berguna dalam mengembangkan sistem klasisfikasi fakta, membina
struktur konsep-konsep serta memperkembangakan definisi-definisi yang
penting untuk penelitian
e.
Pengetahuan teoritis memberikan
kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan proyeksi sosial, yaitu usaha
untuk mengetahui ke arah mana masyarakat akan berkembang atas dasar fakta
yang diketahui padamasa yang lampau dan pada dewasa ini.
Fokus
terhadap masyarakat sebelum Comte
Sosiologi mengalami perkembangan
sejak masa Comte, namun perhatian serta pikiran-pikiran terhadap masyarakat
manusia telah dimulai jauh sebelum masa Comte. Plato, seorang filsuf barat yang
utnuk pertama kalinya menelaah masyarakat secara sistematis pada tahun
429-345 SM. Plato sebenaranya bermaksud merumuskan suatu teori tentang
bentuk negara yang dicita-citakan, yang organsasinya didasarkan pada
pengamatan kritis terhadap sistem-sistem sosial yang ada pada zamannya.
Aristoteles (384-322 SM) mengikuti sitem analistis Plato. Aristoteles
mengadakan suatu analisis mendalam terhadap lembaga-lembaga politik dalam
masyarakat. Pengertian politik mencakup berbagai masalah ekonomi dan sosial.
Ibn khaldun (1332-1406) mengemukakan beberapa prinsip pokok untuk menafsirkan
kejadian-kejadian sosial dan peristiwa-peristiwa dalam sejarah. Pada zaman
Renaissance (1200-1600) tercatat nama Thomas More dengan Utopia-nya dan
Campanella yang masih sangat terpengaruh oleh gagasan-gagasan terhadap adanya masyarakat
yang ideal. N Machiavelli menganalisis bagaimana mempertahankan kekuasaan, politik
dipisahkan dari moral sehingga terjadi suatu pendekatan yang mekanis terhadap
masyarakat. Hobbes (1588-1679) menulis mengnai keadaan alamiah yang didasari
pada keinginan-keinginan mekanis sehingga selalu saling berkelahi (kontrak
sosial). J.J. Locke (1632-1704) dan J.J Rousseau (1712-1778) menulis mengenai
kontrak sosial. Dan terakhir Saint simon (1760-1825)menulis tentang manusia
yang hendaknya dipelajari dalam kehidupan berkelompok.
Bapak Sosiologi
Auguste Comte (1798- 1853)
Auguste
Comte yang pertama-tama memakai istilah “sosiologi” adalah orang pertama
yang membedakan antara ruang lingkup dan isi sosiologi
dari ruang lingkup dan isi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Comte menyusun
suatu sistematika dari filsafat sejarah dalam kerangka tahap-tahap pemikiran
yang berbeda-beda. Menurut Comte, ada tiga tahap perkembangan intelektual yang
masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumnya. Tahap pertama
dinamakan tahap teologis atau fiktif, yaitu suatu tahap dimana manusia menafsirkan
gejala-gejala di sekelilingnya secara teologis, yaitu dengan kekuatan-kekuatan
yang dikendalikan roh dewa-dewa atau Tuhan Yang Maha Kuasa. Tahap kedua yang
nmerupakan perkembangan dari tahap pertama adalah tahap metafisik. Pada tahap
ini manusia menganggap bahwa di dalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan
atau inti tertentu yang pada akhirmya akan dapat diungkapkan. Pada tahap ini
manusia masih terikat oleh cita-cita tanpa verifikasi karena adanya kepercayaan
bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada
usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam. Hal yang terakhir inilah
yang merupakan tugas ilmu pengetahuan positif yang merupakan tahap ketiga atau
tahap terakhir dari perkembangan manusia. Comte yakin bahwa masyarakat akan
berkembang menuju suatu kesempurnaan. Walaupun demikian, Comte sebenarnya lebih
mementingkan perubahan-perubahan atau perkembangan dalam cita-cita daripada
bentuk. Akan tetapi, Comte tidak menyadari betapa perubahan cita-cita akan
mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan bentuk pula.
1. 1842, Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian dikenal sebagai Bapak
Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir di
Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara
khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu
teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia. Comte membedakan antara sosiologi statis,
di mana perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat dan sosiologi dinamis di mana
perhatian dipusatkan tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan.
Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari
tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin(semuanya
berasal dari Eropa). Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam
pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan
Sosiologi.
2. Émile Durkheim-ilmuwan sosial Perancis-berhasil melembagakan
Sosiologi sebagai disiplin akademis. Emile memperkenalkan pendekatan fungsionalisme
yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan
sosial.
3. 1876: Di Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sociology dan
memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat
seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung
satu sama lain.
4. Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme
dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari
perubahan dan perkembangan masyarakat.
5. Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen
(pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku
manusia.
6. Di Amerika Lester
F. Ward mempublikasikan Dynamic Sociology.
Pokok
bahasan sosiologi
Pokok bahasan
sosiologi ada empat:
1. Fakta
sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada
di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu
tersebut.
Contoh, di sekolah seorang murid diwajibkan untuk datang tepat waktu,
menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru.
Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki
sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara
bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang
bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).
2.
Tindakan sosial sebagai
tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Contoh,
menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi
menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat
perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.
3.
Khayalan sosiologis sebagai cara untuk
memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut
Wright Mills,
dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara
keduanya. Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah permasalahan (troubles)
dan isu (issues). Permasalahan pribadi individu merupakan ancaman terhadap
nilai-nilai pribadi. Isu merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan
pribadi individu. Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang
menganggur, maka pengangguran itu adalah masalah. Masalah individual ini
pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di
kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada,
maka pengangguran tersebut merupakan isu, yang pemecahannya menuntut kajian
lebih luas lagi.
4.
Realitas sosial adalah pengungkapan tabir
menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti
aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan
pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta
menghindari penilaian normatif.
Ciri-Ciri dan Hakikat Sosiologi
Sosiologi merupakan
salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur
ilmu pengetahuan. Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono
Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut.
- Empiris, yaitu didasarkan pada observasi (pengamatan) dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulasi (menduga-duga).
- Teoretis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
- Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
- Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.
Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai
berikut :
- Sosiologi adalah ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam atau ilmu pasti (eksakta) karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.
- Sosiologi termasuk disiplin ilmu kategori, bukan merupakan disiplin ilmu normatif karena sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi, bukan apa yang seharusnya terjadi.
- Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan dalam perkembangannya sosiologi menjadi ilmu pengetahuan terapan (applied science).
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
- Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan.
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.
Objek Sosiologi
Objek
sosiologi adalah masyarakat. masyarakat adalah:
- Manusia yang hidup bersama (minimal 2 orang)
- Bercampur dalam waktu yang sama
- Sadar merupakan suatu kesatuan
- Merupakan suatu sistem hidup bersama
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa
objek.
Objek material
sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara
manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.
Objek formal
sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat.
Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia
serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
Objek budaya salah
satu faktor yang dapat memengaruhi hubungan satu dengan yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar