Selamat Datang di Beta pung Blog : Kekuatan Komunikasi

Selamat Datang di Beta pung Blog : KEKUATAN KOMUNIKASI

Senin, 25 September 2017

RUANG LINGKUP SOSIOLOGI


Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan  cara bervariasi. Misalnya seorang sosiologi mengkaji dan mengamati kenakalan remaja di  Indonesia saat ini, mereka akan mengkaji mengapa remaja tersebut nakal, mulai kapan remaja  tersebut berprilaku nakal, sampai memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut. Hampir  semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun di kotabaik individu ataupun kelompok merupakan ruang kajian yang cocok bagi sosiologi, asalkan menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya. Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkungan masyarakat.    
Sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu pengetahuan sebagai dasar penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadian sejarah sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya hidup kelompok-kelompok atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari kelompok manusia. Sebagai contoh riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip suatu negara sampai perjalanan negara  dimasa yang akan datang. Sosiologi mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan dapat memengaruhi pengalaman yang dirasakan manusia serta proses dalam kelompoknya. Selama kelompok itu ada maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua faktor tersebut dapat memengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh terhadap analisis sosiologi.
Sosiologi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berati ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul “Cours De Philosophie Positive” karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi dikenal sebagai ilmu  pengetahuan tentang masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangun. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari  hasil-hasil  pemikiran  ilmiah  dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain dan umum. Kelompok tersebut mencakup  keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, dan sosial.
Sosiologi adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari individu kelompok dan lembaga sosial yang membentuk masyarakat secara umum. Ini tentu saja batasan sosiologi yang  sangat sederhana, tetapi paling mudah dimengerti secara awam. Sekedar pengenalan awam berikut akan dijelaskan secara selintas ruang lingkup kajian sosiologi tersebut.Sesungguhnya, ruang lingkup kajian sosiologi sebagai ilmu sangatlah luas, mencakup hampir semua bidang kehidupan masyarakat, baik bidang ekonomi politik agama, pendidikan, kebudayaan, tentu saja dilihat dari perspektif (asumsi teoritis dan metodologis) sosiologi. Setidaknya ada sejumlah elemen penting yang menjadi perhatian ahli sosiologi dalam  mempelajari masyarakat. Elemen-elemen tersebut tercakup kepada lima area sosial, yakni: karakteristik penduduk, prilaku sosial, interaksi sosial, lembaga sosial, elemen budaya dan perubahan sosial.
Karakteristik penduduk akan menentukan pola-pola hubungan sosial dan struktur sosial yang tercipta dalam kehidupan sosial dimana penduduk bertempat tinggal. Prilaku sosial  dipelajari  secara komprehensif  dalam  sosiologi. Dalam teori psikologi sosial banyak dibahas  tentang prilaku kelompok, sikap kompromitas, kepemimpinan, moral  kelompo  dan bermacam-macam bentuk prilaku lainnya. Juga dipelajari interaksi sosial, konflik  sosial gerakan sosial dan perang. Disini juga dipelajari  tentang konsep status dan peran, peran (role) adalah harapan sosial terhadap status (position) yang disandang seseorang di tengah masyarakat (lingkungan). Lembaga sosial adalah kumpulan hubungan-hubungan sosial di masyarakat yang membentuk fungsi sosial khusus. Lembaga sosial tersebut misalnya organisasi bisnis, pemerintah, rumah sakit, masjid atau  pesantren atau sekolah.Masing-masing lembaga memiliki keterkaitan langsung dengan masyarakat yang eksisis, demikian  juga antara lembaga-lembaga sosial terhadap hubungan timbal balik, yang  saling  pengaruh  mempengaruhi  satu  sama  lain. Lembaga sosial yang dianggap paling penting adalah: keluarga, ekonomi, politik, pendidikan, dan agama. Elemen budaya membantu menyatukan dan mengatur kehidupan sosial. Ini memberikan orang-orang landasan umum dalam komunikasi dan saling pengertian. Elemen budaya mencakup: seni, tradisi,  bahasa, pengetahuan dan niali-nilai agama. Ahli sosiologi melakukan  studi terhadap pengaruh masing-masing  elemen tersebut terhadap kondisi karakter dan prilaku  sosial. Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam kondisi atau pola prilaku dalam  masyarakat. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial, seperti mode invensi, revolusi, perang, atau sejumlah masalah penduduk lainnya. Tetapi teknologi memainkan peran yang sangat penting dalam perubahan sosial masyarakat, terutam  sejak  revolusi industri di Eropa. Secara umum perubahan sosial dapat dibagi dua (dilihat dari sumber terjadinya perubahan), yakni perubahan internal  (dalam) dan  perubahan eksternal (luar).
Apabila sosiologi ditelaah dari sudut sifat hakikatnya, maka akan dijumpai beberapa petunjuk yang akan membantu untuk menetapkan ilmu pengetahuan macam apakah sosilogi itu. Sifat-sifat hakikat sosiologi, diantaranya sosiologi:
1.      Merupakan ilmu sosial, terdapat perbedaan isi yang gunanya untuk membedakan ilmu-ilmu pengetahuan yang bersangkut-paut dengan gejala-gejala alam dengan ilmu-ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala kemasyarakatan.
2.      Disiplin yang kategoris, artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini dan bukan mengenai apa yang terjadi atau seharusnya terjadi
3.      Merupakan ilmu pengetahuan murni bukan terapan. Ilmu pengetahuan murni adalah ilmu  pengetahuan yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak hanya untuk mempertinggi mutunya, tanpa menggunakannya dalam masyarakat. sedangkan, ilmu pengetahuan terapan adalah ilmu pengetahuan yang mempergunakan dan menerapkan ilmu pengetahuan tersebut dalam masyarakat dengan maksud membantu kehidupan masyarakat. Tujuan sosiologi adalah untuk mendapatkan  pengetahuan yang sedalam-dalamnya tentang masyarakat, bukan untuk mempergunakan  pengetahuan tersebut terhadap masyarakat.
4.      Ilmu pengetahuan yang abstrak, artinya bahwa diperhatikannya adalah bentuk dan pola- pola peristiwa dalam masyarakat, bukan wujudnya yang kongkret.
5.      Meneliti prinsip-prinsip umum dari interaksi antarmanusia yang bertujuan untuk menghasilkan pengertiannnn-pengertian dan pola-pola umum.
6.      Ilmu pengetahuan empiris dan rasional, cirri ini menyangkut soal metode yang dipergunakan
7.      Ilmu pengetahuan umum dan bukan ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya, sosiologi mempelajari gejala yang umum ada pada setiap interaksi antar manusia.
Gambaran Ringkas Tentang Sejarah Teori-Teori Sosiologi
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan. Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang-bidang pengetahuan yang berbeda pula tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta. Suatu variabel merupakan karakteristik dari orang-orang, benda-benda, atau keadaan yang mempunyai nilai-nilai yang berbeda, seperti usia, jenis kelamin, dan sebagainya.
Kegunaan teori sosiologi :
a.       Suatu teoti atau beberapa teori merupakan ikhtisar hal-hal yang telah diketahui serta diuji kebenrannya yang menyangkut objek yang dipelajari sosiologi.
b.      Teori memberikan petunjuk-petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada seseorang yang memperdalam pengetahuannya di bidang soiologi
c.       Teori berguna untuk lebih mempertajam atau mengkhususkan fakta yang dipelajari oleh sosiologi
d.      Suatu teori akan sangat berguna dalam mengembangkan sistem klasisfikasi fakta, membina struktur konsep-konsep serta memperkembangakan definisi-definisi yang  penting untuk penelitian
e.       Pengetahuan teoritis memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan  proyeksi sosial, yaitu usaha untuk mengetahui ke arah mana masyarakat akan  berkembang atas dasar fakta yang diketahui padamasa yang lampau dan pada dewasa ini.
Fokus terhadap masyarakat sebelum Comte  
Sosiologi mengalami perkembangan sejak masa Comte, namun perhatian serta pikiran-pikiran terhadap masyarakat manusia telah dimulai jauh sebelum masa Comte. Plato, seorang filsuf barat yang utnuk pertama kalinya menelaah masyarakat secara sistematis  pada tahun 429-345 SM. Plato sebenaranya bermaksud merumuskan suatu teori tentang  bentuk negara yang dicita-citakan, yang organsasinya didasarkan pada pengamatan kritis terhadap sistem-sistem sosial yang ada pada zamannya. Aristoteles (384-322 SM) mengikuti sitem analistis Plato. Aristoteles mengadakan suatu analisis mendalam terhadap lembaga-lembaga politik dalam masyarakat. Pengertian politik mencakup berbagai masalah ekonomi dan sosial. Ibn khaldun (1332-1406) mengemukakan beberapa prinsip pokok untuk menafsirkan kejadian-kejadian sosial dan peristiwa-peristiwa dalam sejarah. Pada zaman Renaissance (1200-1600) tercatat nama Thomas More dengan Utopia-nya dan Campanella yang masih sangat terpengaruh oleh gagasan-gagasan terhadap adanya masyarakat yang ideal. N Machiavelli menganalisis bagaimana mempertahankan kekuasaan, politik dipisahkan dari moral sehingga terjadi suatu pendekatan yang mekanis terhadap masyarakat. Hobbes (1588-1679) menulis mengnai keadaan alamiah yang didasari pada keinginan-keinginan mekanis sehingga selalu saling berkelahi (kontrak sosial). J.J. Locke (1632-1704) dan J.J Rousseau (1712-1778) menulis mengenai kontrak sosial. Dan terakhir Saint simon (1760-1825)menulis tentang manusia yang hendaknya dipelajari dalam kehidupan  berkelompok.
Bapak Sosiologi Auguste Comte (1798- 1853)
            Auguste Comte yang pertama-tama memakai istilah “sosiologi” adalah orang pertama
yang membedakan antara ruang lingkup dan isi sosiologi dari ruang lingkup dan isi ilmu-ilmu  pengetahuan lainnya. Comte menyusun suatu sistematika dari filsafat sejarah dalam kerangka tahap-tahap pemikiran yang berbeda-beda. Menurut Comte, ada tiga tahap perkembangan intelektual yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumnya. Tahap  pertama dinamakan tahap teologis atau fiktif, yaitu suatu tahap dimana manusia menafsirkan gejala-gejala di sekelilingnya secara teologis, yaitu dengan kekuatan-kekuatan yang dikendalikan roh dewa-dewa atau Tuhan Yang Maha Kuasa. Tahap kedua yang nmerupakan perkembangan dari tahap pertama adalah tahap metafisik. Pada tahap ini manusia menganggap bahwa di dalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirmya akan dapat diungkapkan. Pada tahap ini manusia masih terikat oleh cita-cita tanpa verifikasi karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait  pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam. Hal yang terakhir inilah yang merupakan tugas ilmu pengetahuan positif yang merupakan tahap ketiga atau tahap terakhir dari perkembangan manusia. Comte yakin bahwa masyarakat akan berkembang menuju suatu kesempurnaan. Walaupun demikian, Comte sebenarnya lebih mementingkan perubahan-perubahan atau perkembangan dalam cita-cita daripada bentuk. Akan tetapi, Comte tidak menyadari betapa perubahan cita-cita akan mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan bentuk pula.
1.    1842, Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia. Comte membedakan antara sosiologi statis, di mana perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat dan sosiologi dinamis di mana perhatian dipusatkan tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin(semuanya berasal dari Eropa). Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.
2.    Émile Durkheim-ilmuwan sosial Perancis-berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis. Emile memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
3.    1876: Di Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sociology dan memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.
4.    Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.
5.    Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia.
6.    Di Amerika Lester F. Ward mempublikasikan Dynamic Sociology.
Pokok bahasan sosiologi
Pokok bahasan sosiologi ada empat:
1.      Fakta sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.
Contoh, di sekolah seorang murid diwajibkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).
2.      Tindakan sosial sebagai tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.
3.      Khayalan sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah permasalahan (troubles) dan isu (issues). Permasalahan pribadi individu merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi. Isu merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu. Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah masalah. Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan isu, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.
4.      Realitas sosial adalah pengungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.
Ciri-Ciri dan Hakikat Sosiologi
Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut.
  • Empiris, yaitu didasarkan pada observasi (pengamatan) dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulasi (menduga-duga).
  • Teoretis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
  • Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
  • Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.
Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut :
  1. Sosiologi adalah ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam atau ilmu pasti (eksakta) karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.
  2. Sosiologi termasuk disiplin ilmu kategori, bukan merupakan disiplin ilmu normatif karena sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi, bukan apa yang seharusnya terjadi.
  3. Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan dalam perkembangannya sosiologi menjadi ilmu pengetahuan terapan (applied science).
  4. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
  5. Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
  6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan.
  7. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.
Objek Sosiologi
Objek sosiologi adalah masyarakat. masyarakat adalah:
  1. Manusia yang hidup bersama (minimal 2 orang) 
  2.  Bercampur dalam waktu yang sama 
  3.  Sadar merupakan suatu kesatuan 
  4.  Merupakan suatu sistem hidup bersama
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa objek.
Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.
Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
Objek budaya salah satu faktor yang dapat memengaruhi hubungan satu dengan yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar