1. Pengertian Telephone Seluler
Mobile phone atau Telepon
Seluler (Ponsel) atau Handphone (HP) atau disebut jugaTelephone genggam adalah perangkat telekomunikasi elektronik
yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran
tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu
disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless). Pengertian Ponsel secara umum merupakan alat telekomunikasi elektronik dua arah yang bisa
dibawa kemana-mana dan memiliki kemampuan untuk mengirimkan pesan berupa suara. Dalam
keseharian kini manusia hampir tidak bisa lepas dari Ponsel. Apalagi dengan semakin berkembangnya Ponsel sehingga Ponsel
memiliki berbagai fungsi sekaligus. Bukan hanya sebagai alat komunikasi saja
namun telah berkembang menjadi alat dengan fungsi lainnya seperti sebagai media
hiburan, media bisnis, dan sebagainya. Kini kita mengenal istilah Smartphone
atau ponsel pintar. Sebutan untuk Ponsel
yang bisa digunakan untuk melakukan banyak hal. Sebelum Ponsel memiliki fungsi seperti sekarang ini, Ponsel telah mengalami perjalanan yang panjang sejak awal
kemunculannya.
2.
Sejarah Telephone Seluler
Telephone seluler atau Ponsel yang kita gunakan sekarang ini tidak
tercipta secara instan. Ponsel terus
mengalami perkembangan sejak awal kemunculannya. Telephone seluler pertama yang ada jauh dari apa yang bisa kita gunakan sekarang
ini. Namun tanpa adanya Ponsel pertama
tentu tidak akan ada teknologi yang sangat berguna bagi manusia untuk
berkomunikasi sekarang ini. Penemu telepon seluler yang pertama
adalah Martin Cooper, seorang karyawan Motorola pada tanggal 03 April 1973, walaupun
banyak disebut-sebut penemu telepon seluler adalah sebuah tim dari salah satu
divisi Motorola (divisi tempat Cooper bekerja) dengan model pertama adalah
DynaTAC. Ide yang dicetuskan oleh Cooper adalah sebuah alat komunikasi yang
kecil dan mudah dibawa bepergian secara fleksibel.
Cooper bersama timnya menghadapi tantangan bagaimana
memasukkan semua material elektronik ke dalam alat yang berukuran kecil
tersebut untuk pertama kalinya. Namun akhirnya sebuah telepon seluler pertama
berhasil diselesaikan dengan total bobot seberat dua kilogram. Untuk
memproduksinya, Motorola membutuhkan biaya setara dengan US$1 juta. “Pada tahun
1983, telepon seluler portabel berharga US$4 ribu (Rp36 juta) setara dengan
US$10 ribu (Rp90 juta). Setelah
berhasil memproduksi telepon seluler , tantangan terbesar berikutnya adalah
mengadaptasi infrastruktur untuk mendukung sistem komunikasi telepon seluler tersebut dengan menciptakan sistem jaringan yang hanya membutuhkan 3 MHz
spektrum, setara dengan lima channel TV yang tersalur ke seluruh dunia.
Tokoh lain yang diketahui sangat berjasa dalam dunia
komunikasi seluler adalah Amos Joel Jr yang lahir di Philadelphia, 12 Maret 1918, ia memang
diakui dunia sebagai pakar dalam bidang switching. Ia mendapat
ijazah bachelor (1940) dan master (1942) dalam teknik elektronik dari MIT.
Tidak lama setelah studi, ia memulai kariernya selama 43 tahun (dari Juli
1940-Maret 1983) di Bell Telephone Laboratories, tempat ia
menerima lebih dari 70 paten Amerika di bidang telekomunikasi, khususnya di
bidang switching. Amos E Joel Jr, membuat sistem penyambung (switching) telepon Seluler dari satu wilayah sel ke wilayah sel yang lain. Switching ini harus
bekerja ketika pengguna telepon Seluler bergerak atau berpindah dari satu sel
ke sel lain sehingga pembicaraan tidak terputus. Karena penemuan Amos Joel
inilah penggunaan telepon seluler menjadi nyaman.
3.
Fungsi dan Fitur Ponsel
Selain berfungsi untuk melakukan dan menerima
panggilan , telepon seluler umumnya juga mempunyai fungsi pengiriman dan
penerimaan pesan singkat (short message service, SMS). Selain itu semenjak sudah ada layanan generasi ketiga (3G), ponsel sudah dapat menggunakan jasa videophone/videocall, sebagai
alat pembayaran, maupun untuk televisi online. Sekarang, telepon seluler menjadi gadget yang
multifungsi. Mengikuti perkembangan teknologi digital, kini telepon seluler juga dilengkapi dengan berbagai pilihan fitur, seperti bisa menangkap
siaran radio dan televisi, perangkat
lunak pemutar audio (MP3) dan video, kamera digital, game, dan layanan internet (WAP, GPRS, EDGE, 3G, HSDPA, 4G). Selain fitur-fitur tersebut, telepon seluler sekarang sudah ditanamkan aplikasi tertentu yang system
kerjanya sudah mirip dengan komputer. Jadi di telepon seluler tersebut, orang bisa
mengubah fungsi telepon seluler tersebut menjadi mini komputer. Di dunia
bisnis, fitur atau aplikasi ini sangat
membantu bagi para pebisnis untuk melakukan semua pekerjaan di satu tempat dan
membuat pekerjaan tersebut diselesaikan dalam waktu yang
singkat.
4.
Perkembangan Standar Generasi Ponsel
a.
Generasi 0
Sejarah penemuan telepon seluler tidak lepas dari
perkembangan radio. Awal
penemuan telepon seluler dimulai pada tahun 1921 ketika Departemen Kepolisian
Detroit Michigan mencoba menggunakan telepon mobil satu arah. Kemudian, pada
tahun 1928 Kepolisian Detroit mulai menggunakan radio komunikasi satu arah
regular pada semua mobil patroli dengan frekuensi 2 MHz. pada perkembangan
selanjutnya, radio komunikasi
berkembang menjadi dua arah dengan ‘’frequency modulated ‘’(FM). Tahun 1940, Galvin Manufactory Corporation (sekarang Motorola) mengembangkan portable Handie-talkie SCR536, yang berarti sebuah alat
komunikasi di medan perang saat perang dunia II. Masa ini merupakan generasi 0
telepon seluler atau 0-G, di mana telepon seluler mulai diperkenalkan. Setelah mengeluarkan SCR536,kemudian pada tahun 1943 Galvin Manufactory
Corporation mengeluarkan kembali portable FM radio dua arah pertama yang diberi
nama SCR300 dengan model backpack untuk tentara U.S. Alat ini memiliki berat
sekitar 35 pon dan dapat bekerja secara efektif dalam jarak operasi 10 sampai
20 mil. Sistem
telepon seluler 0-G masih menggunakan sebuah sistem radio VHF
untuk menghubungkan telepon secara langsung pada PSTN landline. Kelemahan
sistem ini adalah masalah pada jaringan kongesti yang kemudian memunculkan
usaha-usaha untuk mengganti sistem ini. Generasi 0
diakhiri dengan penemuan konsep modern oleh insinyur-insinyur dari Bell Labs
pada tahun 1947. Mereka menemukan konsep penggunaan telepon hexagonal sebagai
dasar telepon seluler . Namun, konsep ini baru dikembangkan pada 1960-an.
b.
Generasi I
Telepon seluler generasi pertama disebut juga 1G. 1-G merupakan telepon seluler pertama
yang sebenarnya. Ponsel Generasi I terdiri atas 2 sistem telepon
seluler yakni NMT dan AMPS. NMT (Nordic
Mobile Telephone ) beroperasi mulai tahun 1981. Ada 2 macam
NMT system , yaitu systems NMT 450 yang berkapasitas rendah dan NMT 900 yang
berkapasitas tinggi.
The Nordic mobile telephone (NMT) system dikembangkan oleh the
telecommunications administrations of Sweden, Norwegia , Finlandia, dan Denmark
untuk menciptakan compatible mobile telephone system di negara-negara
tersebut. Sistem seluler
NMT 450 pertama kali
dipasarkan pada
tahun 1981 dan mencapai kesuksesannya namun karena terbatasnya kapasitas systemnya maka dalam waktu yang tidak
terlalu lama system seluler versi NMT
900 pun muncul.
Tahun 1973, Martin Cooper dari Motorola Corp menemukan
telepon seluler pertama dan diperkenalkan kepada publik pada 3 April 1973.
Telepon seluler yang ditemukan oleh Cooper memiliki berat 30 ons atau sekitar
800 gram. Penemuan inilah yang telah mengubah dunia selamanya. Teknologi system seluler yang digunakan adalah 1-G dan masih bersifat analog dan dikenal dengan istilah AMPS (Advanced Mobile Phone System). Teknologi ini mulai digunakan tahun 1970
seiring penemuan mikroprosesor untuk komunikasi nirkabel. Advanced Mobile Phone
Service (AMPS)
adalah sistem analog cellular yang pertama digunakan di amerika serikat. Teknologi sistem analog pada 1G menggunakan Digital
Signaling. Analog adalah
metode yang digunakan untuk mengirimkan informasi dalam jaringan telekomunikasi mobile
tersebut. Teknologi 1G hanya bisa melayani komunikai via suara. AMPS menggunakan frekuensi antara
825 Mhz- 894 Mhz dan dioperasikan pada Band 800 Mhz. Karena bersifat
analog, maka sistem yang digunakan masih bersifat regional. system
ini masih dipergunakan secara luas sampai dengan tahun 1997; AMPS systems digunakan di lebih dari 72 negara .Salah satu
kekurangan generasi 1-G adalah karena ukurannya yang terlalu besar untuk
dipegang oleh tangan. Ukuran yang besar ini dikarenakan keperluan tenaga dan
performa baterai yang kurang baik. Selain itu generasi 1-G masih memiliki
masalah dengan mobilitas pengguna. Pada saat melakukan panggilan, mobilitas
pengguna terbatas pada jangkauan area telepon seluler .
c. Generasi II
Generasi kedua atau 2-G muncul pada sekitar tahun 1990-an. 2G di Amerika
sudah menggunakan teknologi CDMA, sedangkan di Eropa menggunakan
teknologi GSM (Global
System for Mobile Communication). Sebuah teknologi komunikasi seluler yang bersifat
digital. Teknologi GSM banyak diterapkan pada komunikasi bergerak, khususnya telepon seluler . Teknologi ini
memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman
sinyal
yang dibagi berdasarkan
waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM menggunakan
frekuensi standar 900 Mhz dan frekuensi 1800
Mhz. Dengan frekuensi tersebut, GSM memiliki kapasitas pelanggan yang lebih
besar. Pada generasi 2G sinyal analog sudah diganti dengan sinyal
digital. Penggunaan sinyal digital memperlengkapi
telepon seluler dengan pesan suara, panggilan tunggu, dan SMS. Telepon seluler pada generasi ini juga memiliki
ukuran yang lebih kecil dan lebih ringan karena penggunaan teknologi chip digital. Ukuran
yang lebih kecil juga dikarenakan kebutuhan tenaga baterai yang
lebih kecil. Keunggulan dari generasi 2G adalah ukuran dan berat yang lebih kecil serta
sinyal radio yang lebih rendah, sehingga mengurangi efek radiasi yang
membahayakan pengguna.
d. Generasi 2,5
GPRS atau General Packet Radio Service adalah suatu teknologi yang memungkinkan pengiriman dan
penerimaan data lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan teknologi Circuit Switch Data atau CSD. Penggabungan layanan telepon
seluler dengan GPRS (General Packet Radio Service) menghasilkan generasi baru
yang disebut 2.5G. Sistem GPRS dapat digunakan untuk transfer data (dalam
bentuk paket data) yang berkaitan dengan e-mail, data gambar (MMS), Wireless
Application Protocol (WAP), dan World Wide Web (WWW).
e. Generasi 2,75
EDGE atau Enhanced Data rates for GSM
Evolution adalah teknologi evolusi dari GSM dan IS-136. Tujuan pengembangan teknologi baru ini adalah untuk meningkatkan
kecepatan transmisi data, efesiensi spektrum, dan memungkinkannya
penggunaan aplikasi-aplikasi baru serta meningkatkan kapasitas. Pengaplikasian EDGE pada
jaringan GSM fase 2+ seperti GPRS dan HSCSD dilakukan dengan penambahan
lapisan fisik baru pada sisi Radio Access Network (RAN). Jadi
tidak ada berubahan di sisi jaringan inti seperti MSC, SGSN, ataupun GGSN. GPRS
menawarkan kecepatan data sebesar 115 kbps, dan secara
teori dapat mencapai 160 kbps. Sedangkan pada EDGE kecepatan datanya sbesar 384
kbps, dan secara teori dapat mencapai 473,6 kbps. Secara umum kecepatan EDGE
tiga kali lebih besar dari GPRS. Hal ini dimungkinkan karena pada EDGE
digunakan teknik modulasi (EDGE menggunakan 8PSK, GPRS menggunakan GMSK) dan metode
toleransi kesalahan yang berbeda dengan GPRS, dan juga mekanisme adaptasi
pranala yang diperbaiki. EDGE juga menggunakan coding scheme yang berbeda
dengan GPRS. Dalam EDGE dikenal 9 macam skema pengkodean, sedangkan di GPRS
hanya ada 4 skema pengkodean.
f.
Generasi III
Generasi ini disebut
juga 3G yang
memungkinkan operator jaringan untuk memberi pengguna mereka jangkauan yang
lebih luas. UMTS atau Universal
Mobile Telecommunications System adalah salah satu teknologi telepon seluler 3G (generasi
ke-3). Sekarang ini bentuk yang paling banyak digunakan adalah W-CDMA yang
distandarisasi oleh 3GPP.
W-CDMA atau Wideband Code-Division
Multiple Access
merupakan teknologi generasi ketiga (3G) untuk GSM, biasa disebut juga UMTS. Kecepatan
WCDMA bisa mencapai 384 kbps dan dimasa akan datang akan meningkat sampai
mungkin sekitar 10Mbps. Teknologi
ini menggunakan Wideband-AMR (Adaptive Multi-rate) untuk kodifikasi suara
(voice codec) sehingga kualitas suara yang didapat menjadi lebih baik dari
generasi sebelumnya. Dalam 3G terdapat 3 standar untuk dunia telekomunikasi
yaitu Enhance Datarates for GSM Evolution (EDGE), Wideband-CDMA, dan CDMA 2000.
Pada generasi ini telepon seluler mulai dimasukkan sistem operasi sehingga
membuat fitur semakin lengkap bahkan mendekati fungsi Komputer personal/PC. Sistem
operasi yang digunakan antara lain Android, iOS, Symbian dan Windows Mobile.
g.
Generasi 3,5
HSPA : Akses Paket Kecepatan Tinggi (High-Speed Packet Access)
adalah koleksi protokol telepon seluler dalam ranah 3,5G yang memperluas dan
memperbaiki kinerja protokol Universal
Mobile Telecommunications System (UMTS) High-Speed Downlink
Packet Access (HSDPA), High-Speed Uplink
Packet Access (HSUPA), dan High Speed Packet
Access+ (HSPA+) adalah bagian dari keluarga
High-Speed Packet Access (HSPA). HSPA
merupakan hasil pengembangan teknologi 3G gelombang pertama, Release 99
(R99). Sehingga HSPA mampu bekerja jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan
koneksi R99. Terkait jaringan CDMA, HSPA dapat disejajarkan dengan Evolution Data Optimized (EV-DO) yang merupakan perkembangan
dari CDMA2000. Jaringan
HSPA sebagian besar tersebar pada spektrum 1900 MHz dan 2100 MHz
namun beberapa berjalan pada 850 MHz. Spektrum yang lebih besar digunakan
karena operator dapat menjangkau area yang lebih luas serta kemampuannya untuk refarming dan realokasi spektrum UHF.HSPA
menyediakan kecepatan transmisi data yang berbeda dalam arus data turun (downlink)
dan dalam arus naik (uplink), terkait standar pengembangan yang ilakukan Third Generation Partnership
Project (3GPP). Perkembangan lanjutan HSPA dapat semakin memudahkan
akses ke dunia maya karena sarat fitur rapi dan canggih sehingga dapat mengurangi
biaya transfer data per megabit. Pada
tahun 2008 terdapat lebih dari 32 juta koneksi HSPA di dunia. Hal ini bertolak
belakang dengan akhir kuartal pertama 2007 yang hanya berjumlah 3 juta. Pada
tahun yang sama, sekitar 80 negara telah memiliki layanan HSPA dengan lebih
dari 467.000 jenis perangkat HSPA yang tersedia di seluruh dunia, seperti
perangkat bergerak, notebook, data card, wireless router, USB Modem.
Akses paket kecepatan tinggi (HSPA) terdiri atas 3 jenis antara lain :
- High-Speed Downlink Packet Access (HSDPA)
HSDPA
merupakan salah satu protokol yang memperbaiki proses downlink atau penurunan data dari server ke perangkat (unduh), dengan
kecepatan mencapai 14,4 Mbit/s. Sedangkan proses uplink dalam teknologi HSDPA mencapai 384
kbit/s. Dengan kecepatan tersebut, pengguna perangkat bergerak dapat menerima
data yang berukuran besar seperti lampiran pada e-mail, presentasi dalam bentuk
Power Point, atupun dapat membuka halaman Web. Sebagai gambaran, jaringan HSDPA
dengan kecepatan 3,6 Mbit/s dapat mengunduh data musik yang berukuran sekitar 3
Mb dalam waktu 8,3 detik dan data video yang berukuran 5 Mb dalam waktu 13,9
detik. HSDPA hadir sejak tahun 2006 di Eropa.
- High-Speed Uplink Packet Access (HSUPA)
HSUPA
merupakan salah satu protokol ponsel yang memperbaiki proses uplink atau penaikkan data dari perangkat ke
server (unggah) yang
mencapai 5,76 Mbit/s.Dengan kecepatan ini, pengguna dapat lebih mudah
mengunggah tulisan, gambar, maupun video ke blog pribadi ataupun situs seperti
YouTube hanya dalam waktu beberapa detik saja. HSUPA juga dapat mempermudah
melakukan video streaming dengan kualitas DVD, konferensi video, game real-time, e-mail, dan MMS. Saat terjadi kegagalan dalam
pengiriman data, HSUPA dapat melakukan pengiriman ulang. Tingkat kecepatan pengiriman
juga dapat disesuaikan dengan keadaan ketika terjadi gangguan jaringan
transmisi.HSUPA diluncurkan secara komersial pertama kali pada awal tahun 2007.
- High Speed Packet Access+ (H+)
HSPA+
atau disebut juga Evolusi HSPA adalah teknologi standar pita
lebar nirkabel yang akan hadir dengan
kemampuan pengiriman data mencapai 42 Mbit/s untuk downlink dengan menggunakan modulasi 64QAM dan 11 Mbit/s untuk uplink dengan modulasi 16QAM.
Pengembangan lainnya pada HSPA+ adalah tambahan penggunaan antena Multiple Input Multiple Output (MIMO) untuk membantu peningkatan
kecepatan data. HSPA+ memberikan pilihan berupa arsitektur all-IP (Internet
Protocol) yang dapat mempercepat jaringan serta lebih murah dalam
penyebaran dan pengendaliannya. Sampai Agustus 2009, terdapat 12 jaringan HSPA+
di dunia dengan kecepatan downlink mencapai
21 Mbit/s. Pelopornya adalah Telstra di Australia pada akhir 2008. Sedangkan
jaringan untuk kecepatan 28Mbit/s telah hadir untuk pertama kalinya di dunia
dengan Italia sebagai negara perintisnya.
h. Generasi IV
Generasi ini
disebut juga Fourth Generation (4G). 4G merupakan sistem
telepon seluler yang menawarkan pendekatan baru dan solusi infrastruktur yang
mengintegrasikan teknologi nirkabel. 4G juga memberikan penggunanya kecepatan tinggi,
kualitas baik, jangkauan yang mengglobal, dan
fleksibilitas untuk menjelajahi dunia maya. 4G
memberikan pelayanan pengiriman data cepat untuk mengakomodasi berbagai
aplikasi multimedia seperti, video conferencing, online
game, dan lain-lain. Teknologi 4G menggunakan
standar komunikasi akses data nirkabel tingkat tinggi yang disebut LTE atau Long
Term Evolution.
LTE merupakan
sebuah standar komunikasi akses data nirkabel tingkat tinggi yang berbasis pada
jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSPA.
Jaringan antarmukanya tidak cocok dengan jaringan 2G dan 3G,
sehingga harus dioperasikan melalui spektrum nirkabel yang terpisah. Teknologi
ini mampu download sampai dengan tingkat 300 mbps dan upload 75 mbps. Layanan
LTE pertama kali dibuka oleh perusahaan Telia Sonera di Stockholm dan Oslo pada
tanggal 14 desember 2009. LTE dipasarkan dengan nama 4G LTE adalah sebuah standard komunikasi nirkabel
berbasis jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSDPA untuk akses data
kecepatan tinggi menggunakan telepon seluler maupun perangkat mobile lainnya. LTE adalah teknologi yang
didaulat akan menggantikan UMTS/HSDPA. LTE diperkirakan akan menjadi
standarisasi telepon seluler secara global yang pertama. Walaupun dipasarkan sebagai
teknologi 4G, LTE yang dipasarkan sekarang
belum dapat disebut sebagai teknologi 4G sepenuhnya. LTE yang di tetapkan 3GPP
pada release 8 dan 9 belum memenuhi standarisasi organisasi ITU-R. Teknologi
LTE Advanced yang dipastikan akan memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai
teknologi 4G.
Teknologi LTE
dan layanannya :
- Teknologi LTE secara teoretis menawarka kecepatan downlink hingga 300 Mbps dan Uplink 75 Mbps.
- LTE menggunakan Orthogonal Frequency Division Mutiplexing (OFDM) yang mentransmisikan data melalui banyak operator spektrum radio yang masing-masingnya sebesar 180 kHz. OFDM melakukan transmisi dengan cara membagi aliran data menjadi banyak aliran-aliran yang lebih lambat yang ditransmisikan secara serentak. Dengan menggunakan OFDM memperekecil kemungkinan terjadinya efek multi path.
- Meningkatakan kecepatan transmisi secara keseluruhan, channel transmisi yang digunakan LTE diperbesar dengan cara meningkatan kuantitas jumlah operator spectrum radio tanpa mengganti parameter channel spectrum radio itu sendiri. LTE harus bisa beradaptasi sesuai jumlah bandwith yang tersedia.
- LTE mengadopsi pendekatan all-IP. Menggunakan arsitektur jaringan all-IP ini menyederhanakan rancangan dan implementasi dari antar muka LTE, jaringan radio dan jaringan inti, hingga memungkinkan industri wireless untuk beroprasi layaknya fixed-line network.
- Agar menjadi universal, perangkat mobile yang berbasis LTE harus juga mampu menyokong GSM, GPRS, EDGE dan UMTS. Jika dilihat dari sisi jaringan, antar muka dan protocol ditempatkan di tempat yang memungkinkan terjadinya perpindahan data selancar mungkin jika pengguna berpindah tempat ke daerah yang memiliki teknologi antar muka yang berbeda.